Secuil pengingat

Apapun yang kita lihat sekarang belum tentu kita lihat dikemudian hari, selagi masih bisa melihat, maka lihatlah

Kamis, 22 Oktober 2015

Kabut

Perasaan ini terasa beku..
Hampa bagai kabut malam yang menutupi sinar rembulan..
Kuhalangi bulir bening itu meluncur..

Kusibukan raga ini agar rongga jiwanya tak hancur..
Kupandangi luka yang menganga dibalik jemari kehidupanku..
Sia sia.. Semua terasa amat sesak..
Menutupi rongga tenggorokan..
Hingga aku kesulitan mencari udara bebas..
Membelenggu setiap gerak langkah yang perlahan meredup..
Hilang.. Seperti kabut..

Rabu, 14 Oktober 2015

Rindu

Sesak sekali rasanya jika suatu hal yang kita inginkan tak berjalan sesuai rencana..
Puing puing rindu menelusup hingga ke rongga tulang terdalam..
Fikiran ini tertuju pada satu titik tumpu yang bahkan aku tak tau mengapa bisa begini jadinya..
Butir demi butir gumpalan bening yang berjatuhan semakin memelukku dalam pekatnya malam..
Aroma ketenangan yang menari diangan angan.. Memanggilku untuk terlelap dibalik dunia fantasi yang terekam jelas dihadapanku..
Serpihan tawa mu yang perlahan menghilang hingga tak terdengar sedikitpun bahkan decitan tangan yang saling bergesek pun terdiam..
Ketakutan ini memerintahmu untuk terus berlari,namun sia sia, iya sudah tau kalau sebenarnya hal itu tak kan bisa dihindari..
Perlahan lahan deru nafas ini menjadi cepat, mungkin karena setiap helaan nafas ini mengatakan aku rindu..
RINDU dalam diam ku..
Segelintir asaku yang kini terbelenggu..